Rabu, 03 November 2010

Manajemen Resiko

Diskusi Tentang Manajemen Resiko

Beberapa definisi, istilah, dan pendekatan yang kerap ditanyakan berkenaan dengan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

1. Apakah risiko itu ?

Beberapa definisi digunakan oleh para ahli berkenaan dengan risiko. Secara ringkas, risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
Meskipun dalam PMK No.191/PMK.09/2008, Tentang Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Departemen Keuangan dijelaskan bahwa, definisi risiko ditekankan pada dampak negatif atas pencapaian tujuan, definisi yang tepat sampai saat ini masih terus berkembang. Perdebatan masih terus berlangsung berkenaan dengan kenyataan bahwa apabila diukur dan dikelola dengan baik risiko dapat meningkatkan inovasi dan kesempatan lebih besar dalam pencapaian tujuan (dampak positif). Sebagai contoh, penerapan teknologi informasi merupakan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan akses masyarakat kepada pemerintah. Secara umum diakui bahwa keuntungan penerapan teknologi informasi akan melebihi risiko yang diramalkan dapat dikendalikan.

2. Apakah manajemen risiko itu ?

Manajemen Risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian.
Manajemen Risiko adalah bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan yang baik di tiap tingkatan organisasi. Semua bagian pada hakekatnya telah mengelola risiko secara berkelanjutan baik disadari maupun tidak, terkadang lebih ketat dan sistematis dan kadangkala lebih longgar. Manajemen risiko yang lebih ketat biasanya terdapat pada organisasi yang mengelola lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.
Sebagaimana definisi risiko, ada beberapa definisi yang digunakan. Beberapa mendefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan, dengan mengeluarkan proses identifikasi dan penilaian risiko, sementara yang lain mendefinisikan sebagai proses yang lengkap termasuk identifikasi, penilaian risiko, dan pengambilan keputusan berkenaan dengan risiko. PMK ini mendefinisikan manajemen risiko secara luas.

3. Seperti apakah penerapan manajemen risiko yang berhasil ?

Penerapan manajemen risiko yang berhasil ditunjukkan dengan adanya identifikasi dan analisis risiko sesuai tingkat kepentingannya. Risiko dimitigasi, dilacak, dan dikendalikan secara efektif. Permasalahan dicegah sebelum terjadi dan pegawai secara sadar fokus pada apa yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.

4. Apa pengaruh manajemen risiko pada organisasi saya ?

Akan ada peralihan budaya dari “ pemadam kebakaran” dan “ manajemen krisis” menjadi pengambilan keputusan yang proaktif dan menghindari masalah sebelum muncul.

5. Apa konsekuensi apabila tidak melaksanakan manajemen risiko ?

Pimpinan tidak memiliki pandangan tentang risiko apa yang dapat terjadi sehingga lebih banyak sumber daya yang dikeluarkan untuk memperbaiki masalah yang seharusnya dapat dihindari, bencana akan terjadi tanpa peringatan, keputusan dibuat tanpa informasi yang lengkap atau pengetahuan yang memadai, kemungkinan pencapaian program berkurang, dan program yang ada selalu dalam kondisi kritis.

6. Bagaimana proses manajemen risiko ?

Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan, sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola risiko. Proses manajemen risiko meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek untuk melaksanakan penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan reviu, dan komunikasi dan konsultasi.

7. Lalu, apakah penilaian risiko itu ? Apa hubungannya dengan proses manajemen risiko ?

Penilaian risiko atau risk assesment adalah keseluruhan proses identifikasi, analisis dan evaluasi risiko. Jadi penilaian risiko adalah bagian dari proses manajemen risiko. (lihat jawaban no 6 diatas).

8. Jika saya menerapkan manajemen risiko, apakah hal tersebut dapat menjamin kesusksesan organisasi ?

Tidak. Ada banyak aspek untuk mencapai kesuksesan suatu program organisasi. Manajemen risiko bukanlah senjata ampuh satu-satunya. Meskipun demikian, manajemen risiko dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, membantu mengurangi kejutan-kejutan, dan meningkatkan kesempatan untuk mencapai sukses.

9. Apakah proses, struktur, dan prosedur manajemen risiko yang telah ditetapkan dengan peraturan Menteri ini bersifat stabil ?

Secara umum iya. Meskipun demikian, perkembangan praktek terbaik masih berlangsung.

10. Apakah dalam penerapan manajemen risiko harus menggunakan konsultan ?

Secara umum tidak harus. Meskipun demikian, berdasarkan pengalaman, proses penilaian risiko pertama kali adalah proses yang paling membutuhkan sumber daya yang cukup banyak. Oleh karena itu, dengan pertimbangan ketersediaan sumber daya, pemakaian konsultan untuk penilaian risiko awal mungkin diperlukan.

11. Bagaimana apabila kita memperoleh kesulitan dalam menerapkan manajemen risiko sesuai dengan peraturan menteri ini ?

Sesuai dengan pasal 9 ayat (1) setiap unit Eselon I di lingkungan Departemen Keuangan dapat meminta konsultasi dan pembimbingan dalam penerapan Manajemen Risiko kepada Compliance Office for Risk Management yaitu Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.

12. Apakah diperkenankan untuk membentuk sekretariat pada Komite Manajemen Risiko, dan Rapat berkala Manajemen Risiko ?

Pembentukan sekretariat untuk Komite Manajemen Risiko dan Rapat Berkala tergantung ukuran organisasi. Untuk organisasi yang memiliki unit Pemilik Risiko dengan sebaran geografis yang luas, sekretariat tersebut mungkin diperlukan. Pembentukan sekretariat tersebut dapat diatur ddengan ketentuan yang lebih khusus.

13. Bagaimana memformulasikan risiko? Mengingat kadang suatu risiko dapat menjadi penyebab, dan akibat menjadi risiko ?

Penerapan risk management di Departemen Keuangan menggunakan dokumen BSC secara ekstensif. Dengan demikian, risiko adalah pernyataan negatif dari IKU pada BSC. Pendekatan ini memandang risiko dari sudut sasaran atau tujuan, sehingga polanya adalah sasaran - risiko. Secara umum, petunjuk formulasi risiko adalah dengan memperhatikan kondisi saat ini dan mengidentifikasikan kondisi apa yang akan dapat terjadi masa datang dan akibatnya. Kondisi atau situasi terkini membentuk dasar bagi perhatian atas ketidakpastian di masa mendatang. Dengan menggunakan pandangan ini dalam mengidentifikasikan risiko, kita dapat secara cepat mengidentifikasi permasalahan utama dan dapat mengelola risiko tersebut sebelum membesar. Sumber : Itjen Depkeu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar